STUDI AWAL PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PERUSAHAAN ADONAN BETON
SIAP PAKAI
Sentosa Limanto1
Manajemen
risiko merupakan aplikasi dari manajemen umum yang secara khusus membahas
strategi untuk mengatasi aktivitas-aktivitas yang menimbulkan risiko yang
terjadi. Strategi
yang berhubungan dengan cara untuk menghindari risiko yang akan terjadi pada
industri dalam hal ini adalah perusahaan adonan beton siap pakai. Perusahaan
adonan beton siap pakai adalah usaha pembuatan adonan beton yang pencampurannya
dilakukan secara otomatis pada suatu batching
plant kemudian dikirimkan kepada konsumen. Penelitian ini
mempelajari bagaimana mengelola manajemen risiko pada perusahaan adonan beton
siap pakai (readymix concrete), yang
terdiri dari tiga tahapan yaitu: mengidentifikasi dan mengevaluasi (mengukur frekuensi
dan dampak) dari setiap risiko, memilih metode dan mengimplementasikannya, dan
mengontrol kecocokan metode manajemen risiko yang dipilih. Perusahaan adonan
beton siap pakai yang berada di wilayah Surabaya menjadi rujukan untuk
diteliti, hasil analisis menunjukkan bahwa bidang produksi (frekuensi
= 1.44 dan dampak = 2.47) dan finansial (frekuensi
= 1.92 dan dampak = 2.41), mempunyai risiko
dan dampak yang perlu mendapatkan perhatian, terutama pada permasalahan
yang berhubungan dengan kebijaksanaan harga dan ketepatan penggunaan material.
Kata kunci:
manajemen risiko, dampak, frekuensi, beton siap pakai, batching plant
1. PENDAHULUAN
Pembangunan
gedung berlantai banyak dengan konstruksi utamanya beton bertulang khususnya untuk
kostruksi balok, kolom dan plat dak
beton yang memakai adonan beton agar
hasilnya lebih baik dipakailah adonan beton siap pakai (readymix concrete) yang diproduksi di batching plant pada perusahaan beton siap pakai. Pemakaian beton siap pakai dalam suatu proyek konstruksi dapat
merupakan salah satu cara yang efektif karena dapat memberikan keuntungan
tersendiri seperti mempercepat didalam melakukan pengecoran dalam suatu proyek
konstruksi, tidak membutuhkan tempat untuk menimbun material di tempat proyek,
sehingga lingkungan sekitar proyek dapat diatur lebih baik.. Namun dalam upaya
ini juga terdapat faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi tingkat
keberhasilan dari perusahaan beton siap pakai. Diantara semua faktor risiko yang
berhubungan dengan kualitas, produksi, logistik, keuangan/pembayaran, dan
pemasaran (Limanto, S. et al., 2002). Risiko-risiko yang dihadapi itu dapat
mengganggu kelancaran bisnis yang dijalankan oleh perusahaan beton siap pakai,
bahkan dapat membuat perusahaan tersebut mengalami kerugian. Besar kecilnya
kerugian yang dialami tergantung dari besar kecilnya risiko yang dihadapi.
Risiko yang ada pada perusahaan pada
dasarnya tidak dapat dihilangkan dan resiko juga dapat mempengaruhi
produktivitas, mutu, dan biaya (Kerzner, 2004). Untuk mengelola dan memperkecil
dampak dari risiko-risiko tersebut dikembangkanlah suatu strategi yang
dinamakan dengan manajemen risiko. Dengan kondisi Indonesia yang seperti sekarang
ini, kehadiran manajemen risiko dapat merupakan salah satu strategi penting
yang dapat mengelola faktor resiko yang ada. Faktor resiko pada perusahaan
adonan beton siap pakai terdiri dari
faktor teknis dan faktor manejerial mempunyai peranan dalam menunjang
kelancaran pekerjaan produksi dan kualitas beton yang dihasilkan.
2. Landasan Teori
Risiko
adalah sesuatu yang mengarah pada ketidakpastian atas terjadinya suatu
peristiwa selama selang waktu tertentu yang mana peristiwa tersebut menyebabkan
suatu kerugian baik itu kerugian kecil yang tidak begitu berarti maupun
kerugian besar yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari suatu
perusahaan. Beberapa sifat risiko, antara lain
Langsung,
risiko berupa kerusakan atau hilangnya suatu benda. Tidak langsung, dalam hal
suatu pabrik yang terbakar terdapat kerugian karena usaha terganggu akibat
kebakaran tersebut. Tanggung gugat, misalnya: dalam hal perusahaan beton siap
pakai salah dalam melakukan mixing
dan tidak sesuainya spesifikasi, maka produsen bertanggung jawab untuk akibat
buruk hasil produksinya. Risiko yang ditimbulkan pihak lain, contohnya jika
kontraktor tidak menyelesaikan proyek tersebut maka akan menimbulkan kerugian. Manajemen Risiko, merupakan aplikasi
dari manajemen umum yang berhubungan dengan berbagai aktifitas yang dapat
menimbulkan risiko. Siagian dan Sekarsari (2001) dalam pandangannya bahwa manajemen risiko
adalah luas tidak hanya terfokus pada pembelian asuransi tapi juga harus
mengelola keseluruhan risiko-risiko organisasi. Definisi tentang manajemen
risiko memang bermacam-macam, akan tetapi pada dasarnya manajemen risiko
bersangkutan dengan cara yang digunakan oleh sebuah perusahaan untuk mencegah
ataupun menanggulangi suatu risiko yang dihadapi (Kerzner, 2004). Beton siap pakai (Readymix Concrete), adalah beton
dimana pencampurannya dilakukan secara otomatis pada satu tempat dan kemudian
dikirimkan kepada pemesan dalam bentuk siap pakai (Niehaus, 2005)
Proses Manajemen Risiko, terdiri
dari identifikasi dan evaluasi dari setiap resiko, memilih metode dan
mengimplementasikan, dan tahap pengontrolan (Dorfman, 2000).
Identifikasi dan evaluasi (terhadap frekuensi dan dampak) dari
setiap risiko.
Langkah yang terutama dan yang paling penting
dalam menghadapi risiko adalah dengan mengidentifikasinya. Hal ini dikarenakan
identifikasi risiko mencakup perincian pemeriksaan strategi perusahaan, melalui
risiko potensial mana yang bisa ditemukan dan kemungkinan disusunnya respon,
sedangkan untuk mengevaluasi risiko, aspek yang harus selalu dipertimbangkan
adalah frekuensi resiko dan potential
severity. Frekuensi Risiko adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mengukur
probabilitas kehilangan. Metode ini tidak terlalu kompleks, dimana kita hanya
perlu mengetahui obyek yang akan di estimasi dan frekuensi terjadinya
kehilangan tersebut (Kezsbom, 2001). Potential Severity disebut juga
dampak dari risiko, apabila terjadi kerugian, maka seberapa besar dampak
yang akan terjadi? Beberapa risiko membuat dampak kerugian yang begitu besar,
tetepi ada juga yang mempunyai dampak yang kecil.
Memilih metode dan
mengimplementasikannya
Cara
untuk menangani risiko-risiko menurut Mark S. Dorfman (2000), menggunakan profiling atau risk mapping (Gambar 1.) yaitu
metode loss control dan
risk financing .
Loss control, adalah suatu
kegiatan untuk mengurangi kerugian biaya yang diharapkan dan mengurangi tingkat
keseringan dan dampak kerugian yang terjadi. Loss contol sendiri dibagi menjadi tiga yaitu:
Risk avoidance, adalah suatu penerapan metode yang dilakukan dengan cara
menghindari memproduksi produk yang berbahaya.
Loss prevention, adalah suatu penerapan metode yang digunakan untuk mencegah
terjadinya kerugian atau kehilangan.
Loss reduction, adalah suatu penerapan metode yang dilakukan dengan cara
memperkecil dampak-dampak kerugian yang terjadi.
Risk financing, adalah
suatu metode yang digunakan untuk menentukan kapan dan kepada siapa biaya
kerugian ditanggungkan. Risk financing
sendiri dibagi menjadi empat yaitu:
Risk assumption, adalah suatu penerapan metode yang dilakukan dengan cara menerima
akibat dari segala risiko yang terjadi.
Retention, adalah suatu metode yang dilakukan dengan menahan obligasi untuk
mengganti sebagian atau keseluruhan kerugian.
Risk transfer, adalah
suatu penerapan metode yang dilakukan dengan memperbolehkan perusahaan untuk
mentransfer risiko ke perusahaan lain, selain perusahaan asuransi.
Insurance, adalah suatu
penerapan metode yang dilakukan dengan mengasuransikan segala sesuatu yang
mempunyai potensi besar untuk terjadi risiko, kepada perusahaan asuransi.
Sehubungan
dengan pengimplementasian untuk menerapkan suatu metode akan mempengaruhi
biaya, baik biaya langsung ataupun tidak langsung. Permasalahan yang paling
utama dalam menerapkan suatu metode manajemen risiko adalah selalu
mengidentifikasi biaya secara terus-menerus. Namun biaya yang dikeluarkan
tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan biaya jika terjadinya risiko
(Siagian dan Sekarsari, 2001)
|
|
FREQUENCY
OF LOSS
|
|
|||
|
|
LOW
|
HIGH
|
|
||
|
|
Risk
Assumption
|
Loss
Prevention
|
|
||
|
|
Also:
|
|
Also :
|
|
|
SEVERITY
OF LOSS
|
|
loss prevention
|
loss reduction if cost
|
|
||
LOW
|
and
|
|
can be justified.
|
|
||
|
loss reduction
|
Assume risk if cost
|
|
|||
|
if the cost
|
|
of prevention or
|
|
||
|
justifies the
|
reduction cannot
|
|
|||
|
benefits.
|
|
be justified.
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
Insurance
|
Risk
Avoidance
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
HIGH
|
Also :
|
|
Also :
|
|
|
|
|
|
risk transfer,
|
loss prevention and
|
|
||
|
|
loss reduction,
|
loss reduction,
|
|
||
|
|
loss pevention.
|
if possible
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar
1. Risk Mapping (Dorfman, 2000)
Tahap pengontrolan.
Melakukan kontrol
untuk memberikan gambaran yang nyata dan sesuai antara yang direncanakan dengan
keadaan yang sesungguhnya
sehingga dapat dilakukan perbaikan terhadap resiko yang terjadi. Kondisi yang
terjadi akan dinilai bahwa apakah proses manajemen risiko pada suatu perusahaan
telah berjalan dengan baik atau belum.
3. METODE PENELITIAN
Melalui studi literatur dapat memperoleh identifikasi risiko yang terjadi
pada perusahaan beton siap pakai. Pengamatan pada perusahaan beton siap pakai
difokuskan terhadap bidang operasional produksi, logistik, finansial dan
pemasaran. Setelah melakukan pengidentifikasian risiko dan urut-urutan resiko
pada setiap bidang operasional maka dibuatlah lembar kuesioner yang didasarkan
pada tingkat keseringan (frequency) dan tingkat kebesaran dampak
(severity) dari risiko. Studi kasus dilakukan pada perusahaan beton
siap pakai di PT.Jaya Readymix, Surabaya (Limanto, S., et al., 2006).
Bidang Operasional
|
Item resiko
|
Sub-Item Resiko
|
||||||
Produksi
|
|
Truk mixer,loader,batching plant
Pengaturan dan penundaan
jadual
Pemakaian bahan, salah pengetesan
Proses produksi
Musim hujan, kemarau
Banjir, gempa
|
||||||
Logistik
|
|
Urutan pemakaian bahan
Silo, tangki air & BBM
Semen, pasir,
kerikil,admixture
Pembelian & survei bahan,
suplier
|
||||||
Finansial
|
|
Kesalahan kontrak, gagal
bayar
Swasta, pemerintah
Pengaruh fluktuasi dolar
Pengaruh kondisi ekonomi
nasional
|
||||||
Pemasaran
|
|
Letak plant, lingkungan
sekitar
Cara pemasaran, pangsa pasar
Ijin –ijin dari pihak terkait
Lingkungan kerja proyek
|
Tabel 1. Item dan sub-item risiko
Proses Pengolahan Data
Pada tahap
identifikasi risiko, dilakukan pengisian
lembar kuesioner dengan melakukan
pengamatan dan wawancara langsung pada
perusahaan beton siap pakai
sehingga dapat mengetahui lebih
seksama terhadap history perusahaan
tersebut dalam kurun waktu setahun. Identifikasi resiko terhadap bidang
operasional: produksi, logistik, finansial dan pemasaran disertai dengan item
dan sub-itemnya (Tabel 1.). Sedangkan dalam tahap evaluasi risiko, dengan
menggunakan analisa mean dan ditunjang risk mapping / profiling (Gambar 1.)
Analisa mean dan risk mapping / profiling
Analisa mean
artinya merata-rata data kwantitas (MF dan MS) yang diperoleh dari hasil
pengisian lembar kuesioner terhadap frekuensi resiko (fi) dan severity (si) yang terjadi pada masing masing bidang operasional
sehingga menjadi satu kesatuan nilai. Besaran nilai MF dan MS dihitung dengan analisa mean
adalah sebagai berikut:
MF1 = Rata-rata frekuensi per sub item
= ; fi
= frekwensi ke-1,2,3,...,n .........(1)
MS1 = Rata-rata severity per sub item
= ; si
= severity ke-1,2,3,...,n ........(2)
MF2 =
Rata-rata frekuensi per item
= ; MF1i
= MF1 ke-1,2,3,...,n .......(3)
MS2 =
Rata-rata severity per item
= ; MS1i
= MS1 ke-1,2,3,...,n ......(4)
MF3 =
Rata-rata frekuensi dalam 1 bidang operasional
= ; MF2i = MF2
ke-1,2,3,...,n ......(5)
MS3 =
Rata-rata severity dalam 1 bidang operasional
= ; MS2i = MS2 ke-1,2,3,...,n ......(6)
Risk mapping / profiling meliputi penyusunan risiko dalam matriks,
dengan dimensi pada salah satu sisinya adalah frekuensi kejadian (frequency) sebagai absis dan yang
satunya lagi adalah tingkat besaran dampak yang terjadi (severity) sebagai ordinat. Setiap item yang memiliki risiko ditandai dengan suatu titik (.) yang
koordinatnya adalah (MF2i,MS2i), untuk mengindikasikan sebuah item dengan
prioritas risiko terbesar yang terjadi bila dibandingkan dengan risiko-risiko
yang lainnya dalam satu konteks. Risk
mapping berasal dari analisa mean,
kemudian dituangkan dalam bentuk matriks positioning
Tahap pemilihan metode dan pengimplementasian, analisa deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran secara
sistematis dan aktual mengenai pemilihan metode yang sesuai dengan catatan yang
terdapat pada risk mapping tersebut
dan pengimplementasian terhadap risiko-risiko yang terjadi pada perusahaan
beton siap pakai.
Tahap pengontrolan, juga digunakan analisa deskriptif untuk
memberikan gambaran secara sistematis dan sesuai mengenai cara pengontrolan
berdasarkan perbandingan dari rencana dan aktual, yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menghadapi risiko-risiko yang terjadi pada perusahaan beton
siap pakai
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Obyek
penelitian untuk kuesioner dan wawancara langsung pada perusahaan pengolahan adonan beton siap
pakai yang mempunyai batching plant
di Surabaya ,
PT. Jaya Readymix. Ruang lingkup dari penelitian adalah mengidentifikasi serta mengevaluasi
(mengukur tingkat frekuensi dan besarnya dampak) dari setiap risiko yang
terjadi, memilih metode serta mengimplementasikan metode yang telah dipilih,
serta pengontrolan manajemen risiko dari perbandingan antara rencana dan
aktual.
Identifikasi dan evaluasi terhadap risiko-risiko pada bidang
operasional : produksi,
logistik, finansial, pemasaran.
Bidang produksi yang dibahas disini adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan produksi baik kegiatannya maupun peralatan yang
dapat digunakan untuk menunjang kegiatan produksi langsung di dalam plant. Dari bidang produksi permasalahan yang akan ditinjau, yaitu: sarana
dan pelengkap fasilitas, perencanaan dan penjadualan pekerjaan, ketepatan
penggunaan material, sistem proses produksi dan bencana tak terduga.
Bidang
Logistik (stok material) yang
dibahas disini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan stok material. Dari
bidang logistik permasalahan umum yang
akan dibahas adalah siklus pemakaian material, penyimpanan bahan baku , kehilangan
material.
Bidang Finansial
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan finansial pada
perusahaan adonan beton siap pakai. Dari bidang finansial permasalahan yang
dibahas, yaitu: jenis kontrak, modal, moneter, kebijaksanaan harga.
Bidang Pemasaran
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan lokasi maupun siatem
pemasaran dari perusahaan adonan beton
siap pakai. Dari bidang pemasaran
ini ada empat permasalahan yang akan dibahas, yaitu: lokasi lingkungan plant, sistem pemasaran, perijinan
mobilitas, lokasi lingkungan proyek.
Bidang
|
Item
|
MF2
|
MS2
|
MF3
|
MS3
|
1.
Produksi
|
Sarana
dan pelengkap fasilitas
|
1.89
|
2.83
|
1.44
|
2.47
|
|
Perencanaan
dan penjadwalan pekerjaan
|
2.00
|
1.50
|
||
|
Ketepatan
penggunaan material
|
1.25
|
3.00
|
||
|
Sistem
proses produksi
|
1.00
|
2.00
|
||
|
Permasalahan
cuaca
|
2.00
|
3.00
|
||
|
Bencana
tak terduga
|
0.50
|
2.50
|
||
2.
Logistik
|
Siklus
pemakaian material
|
0.67
|
2.33
|
0.72
|
1.88
|
|
Penyimpanan
bahan
|
0.38
|
2.00
|
||
|
Kehilangan
material
|
1.00
|
1.69
|
||
|
Perencanaa
pengadaan material
|
0.83
|
1.50
|
||
3.
Finansial
|
Jenis
kontrak
|
2.00
|
2.63
|
1.92
|
2.41
|
|
Modal
|
1.00
|
2.00
|
||
|
Moneter
|
2.67
|
3.00
|
||
|
Kebijaksanaan
harga
|
2.00
|
2.00
|
||
4.
Pemasaran
|
Lokasi
lingkungan plant
|
1.00
|
1.25
|
1.44
|
1.81
|
|
Sistem
pemasaran
|
1.00
|
2.00
|
||
|
Perijinan
mobilitas
|
2.00
|
2.00
|
||
|
Lokasi
lingkungan proyek
|
1.75
|
2.00
|
Tabel 2. Identifikasi dan evaluasi (frekuensi dan
dampak)
Dari Tabel 2. diatas
dapat terlihat bahwa bidang finansial mempunyai risiko yang paling besar jika
dibandingkan dengan bidang produksi, logistik, maupun bidang pemasaran.
Sedangkan dampak yang paling besar terjadi pada bidang produksi. Finansial
adalah bidang yang menentukan atau ujung tombak dari suatu perusahaan untuk
menjalankan proses produksinya.
Pemilihan metode dan pengimplementasian
Menurut langkah pada tahap awal yang telah disebutkan diatas maka rata-rata
risiko yang terbesar adalah pada bidang finansial, oleh karena itu pemilihan
metode maupun pengimplementasian yang dibahas disini hanya bidang finansial
khususnya tentang moneter (Tabel 2.), karena masalah moneter merupakan masalah
yang mempunyai rata-rata risiko yang paling besar pada bidang finansial.
Tabel 3. Pemilihan metode yang digunakan pada
bidang finansial
|
Metode
|
||||||
Bidang
|
Loss Control
|
Risk Financing
|
|||||
Operasional
|
Risk
|
Loss
|
Loss
|
Risk
|
|
Risk
|
|
|
Avoidance
|
Prevention
|
Reduction
|
Assumption
|
Retention
|
Transfer
|
Insurance
|
Bidang Finansial
|
|
|
√
|
|
|
√
|
|
Pemilihan metode sesuai dengan
risk mapping (Gambar 1.) yang dapat diimplementasikan, sebagai berikut:
Loss reduction, dapat dijalankan dengan
cara me-monitoring harga dari peralatan terlebih dahulu sebelum membeli,
kemudian dilakukan kalkulasi secara keseluruhan terhadap biaya output dan input pada suatu perusahaan, pada saat terjadi perubahan kurs mata
uang asing, khususnya untuk pembelian alat-alat yang harus dibeli diluar
negeri, seperti: truk mixer, loader, dan lain-lain.
Risk transfer, pada metode ini,
pengimplementasian yang dapat dijalankan adalah dengan cara melimpahkan harga
pada konsumen jika ada kenaikan harga BBM ataupun harga bahan baku , dengan cara menyesuaikan harga terlebih
dahulu sebelum menjual produk, akan tetapi kenaikan dari harga produk yang akan
dijual tersebut tidak dapat terlalu tinggi / drastis. Hal ini disebabkan karena
tingkat persaingan harga antar perusahaan sekarang ini sudah sangat ketat. Oleh
karena itu pihak perusahaan harus dapat mengkasi ulang dalam kebijaksanaan
harga produk-produk yang akan dijualnya melalui berbagai aspek.
Pengontrolan
Tindakan yang
dilakukan disini adalah membandingkan antara yang direncanakan oleh perusahaan
itu sendiri dengan kejadian sebenarnya yang ada di lapangan (Tabel 4.). Pengontrolan
yang seharusnya dibahas disini adalah tentang permasalahan yang mempunyai
rata-rata risiko yang paling besar, yaitu pada bidang produksi dan finansial .
Tabel 4.
Perbandingan antara rencana dengan
aktual pada bidang finansial khususnya
kebijaksanaan harga dan permasalahan ketepatan penggunaan material
Rencana
|
Aktual
|
Harga solar untuk truk mixer sebelum kenaikan BBM
direncanakan sebesar Rp
2200,-/km (1km = 1 lt)
Dalam 1 hari dapat membeli :
● pasir
= 147 m3
● kerikil
= 157 m3
|
Harga solar untuk truk mixer sesudah kenaikan adalah Rp
45.00km/1km / lt)
Dalam 1 hari dapat membeli :
● pasir
= 110 m3
● kerikil
= 110 m3
dengan budget yang sama dengan rencana
Untuk semen, terjadi kenaikan 35 % dari harga semula
|
5. KESIMPULAN
●
Terhadap
identifikasi dan evaluasi resiko: hasil penelitian mendapatkan bahwa pada bidang operasional finansial yang mendapatkan
nilai MF3 = 1.92 dan MS3 = 2.41 Bidang
operasional produksi memperoleh nilai
pada MF3 =1.44 dan MS3 = 2.47.
●
Terhadap
pemilihan metode dan pengimplementasian untuk memberikan solusi terhadap hasil
identifikasi dan evaluasi tersebut, langkah awal yang diambil oleh perusahaan
untuk mengatasi kerugian / kehilangan adalah berusaha mencegah terjadinya
kerugian / kehilangan (loss prevention).
Dan apabila benar-benar terjadi kehilangan / kerugian tersebut, maka perusahaan
berusaha untuk mencari cara untuk mereduksi kerugian / kehilangan, dengan
cara-cara yang dirasa perusahaan dapat mengurangi dampak yang terjadi (loss reduction). Setelah dapat mereduksi
maupun gagal mereduksi, perusahaan akan melakukan pemeriksaan dan pendataan
terhadap kerugian dan kehilangan yang terjadi (risk assumption).
●
Bidang
operasional finansial: pengontrolan
terhadap masalah kebijaksanaan harga perlu mendapatkan perhatian/dikaji
lebih jauh dan pasti. Pengontrolan
yang dilakukan biasanya berdasarkan dari pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Sedangkan pada bidang operasional produksi yang perlu mendapatkan perhatian
adalah ketepatan dalam penggunaan material dan faktor cuaca.
DAFTAR PUSTAKA
Dorfman, Mark S.
2000, Inroduction to Risk Management and Insurance, Prentice Hall
International, London .
Kerzner, Harold. 2004, Project Management, Baldwin-Wallace College Barea , Ohio
Kezsbom, D.S., Edward, K. 2001, The New Dinamic
Project Management: Winning through the Competitive Advantage. Wiley, England .
Limanto, S., Arief, T.A., Josep, B., Sanjaya,
A. 2002, Studi Awal Kebijaksanaan Perusahaan Concrete Readymix dengan Menggunakan Metode Fuzzy Dalam Memilih
Penyuplaian Material Beton, Surabaya ,
Indonesia :
Tugas Akhir Teknik Sipil, Universitas
Kristen Petra, Surabaya .
Limanto, S., Chandra, H.P., Sutanto, A.,
Gunawan, T. 2006, Mnajemen Resiko Bidang Operasional Pada Readymix Concrete, Surabaya , Indonesia :
Tugas Akhir Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra , Surabaya .
Niehaus, Harrington. 2005, Risk Management and
Insurance, second edition.
Siagian, Faira dan Sekarsari, Jane. 2001,
Penerapan Model Manajemen Risiko pada Proyek Konstruksi Joint Venture di
Indonesia Suatu Studi Kasus. Universitas Trisakti, Jakarta .
Berbagai sumber
SILAHKAN COPY JIKA ARTIKEL INI MENARIK NAMUN HARAP CANTUMKAN SUMBERNYA
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
terima kasih telah berkunjung sobat.
Silahkan komentar,kritik dan sarannya
setidaknya tegur sapa.heheh