Analisa regresi merupakan
alat analisa yang mampu menjelaskan pola hubungan antara dua variable atau
lebih yang terdiri atas variable dependen (Y) dan variable independent (X). Apabila
regresi tersebut hanya terdiri dari satu variebel independen maka
disebut sebagai regresi sederhana, namun apabila terdiri dari dua variable
independen atau lebih dinamakan regresi berganda. Arah hubungan antara variable
dependen dan independent bisa negative maupun positif, dikatakan positif jika antara variable
dependent dan independent berubah dalam arah yang sama. Sebaliknya arah hubungan dikatakan negative jika antara variable dependen
dan independent saling berlawanan arah.
Sedangkan analisa korelasi digunakan untuk mengetahui derajat atau tingkat
keeratan hubungan antara variable dependent dan independent
REGRESI LINEAR
SEDERHANA
Dalam regresi
linear sederhana hubungan antara variable dependen dan independent bersifat
linier yang dicerminkan dalam persamaan berikut ini :
Y = a + bX
Dimana :
Y = dependen variable (variable tergantung)
X = independent variable (variable bebas)
a =
konstata yang menunjukan besarnya Y apabila X sama dengan 0
b = koefisien regresi, jika koefisien regresi bertanda
positif maka hubungan antara X dan Y searah. Apabila bertanda negative maka
hubungan antara X dan Y berlawanan arah. Besar kecilnya pengaruh perubahan
variable X terhadap perubahan Y
ditentukan oleh besarnya angka koefisien.
Koefisien
Regresi dapat diperoleh dengan metode Ordinary Least Square (OLS), karena :
Parameter yang ditaksir
dengan menggunakan OLS akan lebih optimal
Perhitungan
dan mekanismenya mudah
Kerap dipergunakan
dalam berbagai perhitungan ekonomi
Nilai a dan b
dalam persamaan regresi diatas dapat dicari dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
Y = a + bX :
Regrsi linear sederhana
∑Y = Na + b∑X
& ∑XY = a∑X + b∑X2
SOAl I :
Tabel 6.1
Perhitungan Garis
Regresi dengan OLS
Investasi
(X)
|
GNP (Y)
|
X2
|
XY
|
Y' = a + bX
|
Y -Y'
|
(Y-Y’)2
|
Y-Y
|
(Y-Y)2
|
10
|
28
|
100
|
280
|
27.8
|
0.2
|
0.04
|
-4
|
16
|
12
|
29
|
144
|
348
|
29.56
|
-0.56
|
0.3136
|
-3
|
9
|
14
|
31
|
196
|
434
|
31.32
|
-0.32
|
0.1024
|
-1
|
1
|
15
|
32
|
225
|
480
|
32.2
|
-0.2
|
0.04
|
0
|
0
|
16
|
35
|
256
|
560
|
33.08
|
1.92
|
3.6864
|
3
|
9
|
20
|
36
|
400
|
720
|
36.6
|
-0.6
|
0.36
|
4
|
16
|
87
|
191
|
1321
|
2822
|
4.5424
|
51
|
|||
Y = 32
|
∑Y =
Na + b∑X 191
= 6a + 87b…………. x 87.....persamaan 1
∑XY =
a∑X + b∑X2 2822
= 87a
+ 1321b…….. x 6 Persamaan 2
16.617 = 522a + 7569b
16.932 =522a
+ 7926b
- 315 = -357b
b = 0,88
191 = 6a + 87(0,88)
191 = 6a + 76,8
191-76,8 = 6a
114,2 =
6a
a =
19
Persamaan regresi : Y’ = 19 + 0,88 X,
Interpretasi :
Koefisien konstata
sebesar 19, artinya apabila jika investasi 0, maka GNP adalah sebesar 19
Koefisien variable
investasi sebesar o,88 dan bertanda positif, artinya jika investasi naik 1%
maka GNP akan naik sebesar 0,88%.
PENYIMPANGAN STANDAR TERHADAP GARIS REGRESI
Penyimpangan terhadap garis regresi disimbolkan dengan Se. Se merupakan
penyimpangan titik-titik dari garis regresi dalam diagram berserak, apabila
titik tersebut mendekati garis regresi maka dapat dikatakan tidak terdapat
penyimpangan. Artinya, penyimpangan sama dengan o sehingga garis regreesi
tersebut dapat digunakan secara sempurna untuk menaksir variable dependen. Namun
apabila titik tersebut menjahui garis regresi maka terjadi penyimpangan standar
terhadap garis regresi. Selanjutnya untuk menghitung standar error digunakan
rumus sebagai berikut :
∑(Y –Y’)2
Se =
N-2
Se = Standar error
Y = Nilai data Y
Y’ = Nilai regresi
N = Jumlah frekuensi
Dengan
menggunakan data pada soal 1 maka besarnya standar error adalah :
4,54
Se =
6-2
= 0,73
KOEFISIEN DETERMINASI
Koefisien
determinasi merupakan alat untuk mengetahui sejauh mana tingkat hubungan
variable X dan Y. Nilai koefisien determinasi 0 menunjukan tidak ada hubungan
antara variable X dan Y, akan tetapi jika menunjukan angka 1 maka menunjukan
hubungan yang sempurna antara X dan Y. Besarnya nilai koefisien determinasi
tertetak antara 0<r2<1. Untuk menghitung koefisien
determinasi digunakan rumus :
∑(Y –Y’)2
r2 = 1 -
∑(Y –Y)2
= 1 – (4,5/51)
=
1 – 0,088
= 0.9
Artinya :
Pengaruh variabel invenstasi terhadap GNP adalah sangat kuat/besar.
KOEFISIEN KORELASI
Koefisien
korelasi dinotasikan dengan r, koefisien korelasi menunjukan arah hubungan
antara variable X dan Y. Apabila nilai r positif maka hubungan antara X dan Y
adalah searah. Sebaliknya jika bertanda negatif maka hubungan X dan Y adalah
berlawanan arah. Koefisien korelasi diformulasikan dalam rumus :
∑(Y –Y’)2
r =
1 -
∑(Y –Y)2
=
=
Kekuatan hubungan dua variabel secara kualitatif dapat
dibagi dalam 4 area yaitu: r = 0,00-0,25: tidak ada hubungan atau hubungan
lemah; r = 0.26-0,50: hubungan sedang; r = 0,51-0,75:
hubungan kuat; r = 0,76-1,00: hubungan sangat kuat atau sempurna.
selain menggunakan rumus tersebut
penghitungan koefisien korelasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :
- Karl
Persons
n∑XY – (∑X)(∑Y)
r =
{
n∑X2 -(∑X)2 . n∑Y2 –(∑Y)2}
Perhitungan koef.Korelasi dengan Karl Persons
X
|
Y
|
XY
|
X2
|
Y2
|
10
|
28
|
280
|
100
|
784
|
12
|
29
|
348
|
144
|
841
|
14
|
31
|
434
|
196
|
961
|
15
|
32
|
480
|
225
|
1024
|
16
|
35
|
560
|
256
|
1225
|
20
|
36
|
720
|
400
|
1296
|
87
|
191
|
2822
|
1321
|
6131
|
R=
-
r = koefisien korelasiD= PerbedaanN= Jumlah frekuensi6 = Bilangan konstan
6∑D2
r= 1 -
N(N2 -1)
Perhitungan Koef korelasi dengan Rank correlation
X
|
Y
|
Rangking
|
D
|
D2
|
|
X'
|
Y'
|
||||
10
|
28
|
6
|
6
|
0
|
0
|
12
|
29
|
5
|
5
|
0
|
0
|
14
|
31
|
4
|
4
|
0
|
0
|
15
|
32
|
3
|
3
|
0
|
0
|
16
|
35
|
2
|
2
|
0
|
0
|
20
|
36
|
1
|
1
|
0
|
0
|
Latihan soal :
Labor
|
Total Produksi (unit)
|
||
12
13
14
15
21
19
16
|
123
124
130
135
132
129
|
SILAHKAN COPY JIKA ARTIKEL INI MENARIK NAMUN HARAP CANTUMKAN SUMBERNYA
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
terima kasih telah berkunjung sobat.
Silahkan komentar,kritik dan sarannya
setidaknya tegur sapa.heheh