BAB I
LATAR BELAKANG
Tradisi membedong tidak hanya ada di masyarakat Indonesia atau Asia ,
tapi juga di seluruh dunia termasuk Amerika Selatan, Eropa, Timur Tengah dan
Rusia. Hanya saja tradisi ini
sempat meluntur di Eropa di abad ke-20 karena dianggap tidak alami. Namun 10
tahun belakangan ini tradisi tersebut kembali popular di Belanda karena
dianggap dapat mengurangi tangis dan mengatasi kurang tidur pada bayi.
Cara membedong pun bervariasi. Ada yang
membedong dengan ketat ataupun longgar. Tapi umumnya yang dianut di Indonesia
adalah membedong dengan ketat untuk mencapai tujuan membedong.
Alasan atau tujuan membedong bayi yang
diyakini oleh masyarakat Indonesia:
- Membuat tidur lebih nyenyak dan
bayi lebih tenang karena bayi merasa dipeluk dan mencegah refleks kejut
(Stattling/Moro Reflex) pada bayi baru lahir.
- Menghangatkan tubuh bayi
- Mencegah kaki bengkok pada bayi
- Mencegah kaki membuka (mengangkang
pada bayi)
- Memudahkan
dalam memegang dan menggendong bayi
Tradisi membedong bayi yang baru
lahir, belakangan mulai banyak ditinggalkan. Membedong bayi dianggap bisa
mengganggu saraf motorik bayi karena si mungil jadi tidak bebas bergerak. Masih
perlukah bayi dibedong?
Tradisi membedong bayi lebih
banyak ditemui di masyarakat Asia. Kebanyakan masyarakat percaya bahwa dengan
membedong bayi akan membuat kakinya menjadi lurus.
Namun dengan pesatnya informasi, para ibu muda mulai membandingkan perlakuan bayi di negara-negara maju yang tanpa dibedong justru membuat bayinya lebih lincah dan kaki si bayi pun tetap lurus-lurus saja. "Secara normal bayi yang baru lahir kakinya memang bengkok itu karena selama dikandungan posisinya selalu meringkuk,tapi nantinya kaki bayi akan lurus dengan sendirinya," ujar Dr Dewi K Utama, SpA seperti dikutip Tips Kesehatan dari detikHealth, Senin (25/1/2010).
Namun dengan pesatnya informasi, para ibu muda mulai membandingkan perlakuan bayi di negara-negara maju yang tanpa dibedong justru membuat bayinya lebih lincah dan kaki si bayi pun tetap lurus-lurus saja. "Secara normal bayi yang baru lahir kakinya memang bengkok itu karena selama dikandungan posisinya selalu meringkuk,tapi nantinya kaki bayi akan lurus dengan sendirinya," ujar Dr Dewi K Utama, SpA seperti dikutip Tips Kesehatan dari detikHealth, Senin (25/1/2010).
Dr Dewi menuturkan, manfaat bayi dibedong
sebenarnya agar bayi menjadi lebih kalem dan nyaman. Karena beberapa bayi
terkadang membutuhkan waktu transisi atau adaptasi antara keadaannya di dalam
rahim dengan lingkungan.
Saat di dalam rahim ibunya bayi tidak
leluasa bergerak, sedangkan saat sudah lahir bayi menjadi kaget karena bisa
bergerak lebih leluasa. Reaksi kaget ini disebut dengan refleks morro. "Jika
bayi dibedong saat masih dalam masa neonatal atau hingga usia 40 hari, maka
bayi akan merasa seperti saat terpeluk di dalam rahim ibunya dimana bayi merasa
aman dan nyaman," ujar Dr Dewi.
Tapi dia mengingatkan sebaiknya orangtua
tidak asal membedong bayinya, karena jika bedongannya terlalu kuat atau tebal
bisa berbahaya bagi bayi itu sendiri. Jika udara disekitar panas dan orangtua
membedong bayi secara ketat akan membuat bayi menjadi kepanasan (overheat). Hal ini bisa mempengaruhi sistem saluran pernapasan
dari bayi tersebut.
Membedong juga tidak perlu keseluruhan
tubuh bayi. Bedonglah bayi mulai dari bahu bayi hingga kakinya, dan juga
bedongan bayi sebaiknya agak sedikit longgar agar bayi masih bisa sedikit
bergerak. "Sebaiknya setiap 2 jam orangtua mengecek kondisi bayinya dan
jangan membedong bayi terlalu lama. Kalau bayi terlihat berkeringat maka ini
menjadi tanda bahwa bayi merasa kepanasan, karenanya lebih baik melepas
terlebih dahulu bedongannya," ujar dokter yang berpraktik di RS Bunda
Menteng, Jakarta.
Jika setelah mandi bayi diberikan pakaian
dari bahan katun dan dibedong dengan kain yang tidak panas, maka ini bisa
membuat bayi merasa nyaman sehingga bayi akan tidur dengan lebih nyenyak dan
tenang.
Kalau bayi memang senang dibedong, maka
tak ada salahnya untuk selalu membedong bayi. Tapi sebaiknya jika bayi sudah
mulai aktif bergerak orangtua tak perlu membedong seluruh tubuhnya biarkan
tangan bayi keluar agar bisa bergerak-gerak. Namun jika bayi tidak merasa
nyaman untuk membedong, orangtua jangan memaksanya.
"Perlu atau tidaknya bayi dibedong,
tergantung dari karateristik si bayi. Jika bayi merasa lebih nyaman dan senang
dengan dibedong, ya tidak apa-apa diteruskan. Tapi kalau bayi tidak merasa
nyaman, orangtua tidak perlu memaksa," tambahnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pernahkah Anda melihat anak berjalan
pincang, kaki terlihat lebih pendek pada satu sisi ? jika melihat hal itu
kemungkinan penyebabnya adalah terjadinya dislokasi (lepas sendi) panggul atau
gangguan pertumbuhan sendi panggul
developmental dysplasia of the hip (DDH), yang merupakan varian lebih ringan
dari dislokasi sendi panggul. Kelainan ini dapat terjadi karena komponen sendi
panggul yang terdiri dari kepala tulang paha (femur) dan bagian dari tulang
panggul, yaitu mangkuk asetabulum tidak berada pada posisi normal sehingga
pertumbuhan keduanya terganggu.
Sejatinya
pertumbuhan kedua komponen ini saling mempengaruhi, bahkan boleh dibilang
keduanya tumbuh bersama-sama seprti kue yang mengembanng di dalam oven
mengikuti cetakannya, apabila posisinya berubah maka pertumbuhan masing-masing
menjadi independent tidak saling mempengaruhi sehingga bentuk kepala tulang
paha dan asetabulum menjadi abnormal (dysplasia) dan tidak cocok satu sama lain
(dyskongruen) kepala tulang paha yang seharusnya bulat menjadi oval dan rata,
sedangkan mangkuk asetabulum yang seharusnya memiliki kecekungan yang dalam
menjadi dangkal atau bahkan mendatar. Akhirnya menjadi gangguan sendi, panjang
kaki berbeda antara yang normal antara sisi yang dyplasia dan berujung pada
cara jalan yang tidak normal. Angka kejadian DDH bervariasi tergantung pada
lokasi dimuka bumi ini. Menarik untuk melihat bahwa insiden DDH ditemukan jauh
lebih tinggi pada daerah dingin yang dekat dengan kutub, insiden juga jauh
lebih tinggi pada bayi-bayi yang dilahirkan pada musim dingin. Hal ini diyakini
berhubungan dengan kebiasaan mengguanakan pakaian hangat berlapis-lapis dan
relatif ketat pada bayi tersebut. Walaupun di Indonesia berada di daerah tropis
yang hangat, tetapi tetap ada kebiasaan menggunakan pakaian yang hangat dan
relatif ketat yang disebut bedong. Yang lebih disebabkan kebiasaan dan
kepercayaan. Alasannya klasik agar tubuh anak dapat tumbuh lurus dan membuatnya
nyaman.
Mengapa
tidak boleh di bedong ?
Posisi aman agar kepala
femur tidak keluar dari mangkuk asetabulum adalah paha dibuka lebar. Sebenarnya
bayi akan mengambil posisi sendiri apabiala ia tidak dibedong secara ketat,
sedangkan bila anak dibedong maka sendi panggul menjadi lurus dan paha merapat.
Hal itu membuat kepala tulang paha mudah keluar dari mangkuk asetabulum maka
atas sebab itulah pembedongan ketat pada bayi sudah ditinggalkan karna terbukti
dapat menimbulkan masalah pada sendi panggul. Pada sebagian besar negara maju
bahkan sudah dilakukan program skrining nasional untuk deteksi dini DDH karena
biaya yang harus dikeluarkan untuk
menangani DDH ini jauh lebih murah
dibandingkan stadium lanjut apabila tidak ditangani dini pada saat pasien
mencapai usia produktif DDH akan menurunkan kualitas hidup secara signifikan
karena mobilitas pasien akan sangat terganggu. Pada usia tua pasien akan mengalami
proses degeneratif/ pengapuran leih awal sehingga sering membutuhkan tindakan
operasi penggatian sendi.
Diagnosis Penyakit
Pada
bayi baru lahir yang mengalami DDH akan terlihat tanda-tanda sebagai berikut :
- Lipatan
paha yang tidak simetris
- Perbedaan
panjang kaki
- Terbatasnya
ruang lingkup sendi panggul pada arah abduksi ( membuka paha)
Kelainan
tersebut dapat dikonfirmasikan pada pemeriksaan yang lebih spesifik oleh dokter
dan pemeriksaan USG atau foto rongent tergantung pada usia sang anak. Pada anak
yang berusia lebih tua hanya terlihat tungkai yang lebih pendek dan cara
berjalan yang tidak normal.
Penatalaksanaan dan
Pengobatan DDH
Penatalaksanaan DDH tergantung pada
usia dan derajat dysplasia yang terjadi. Semakin muda usianya, semakin mudah
terapinya. Semakin kecil kemungkinan dilakukan tindakan operatif, dan hasilnya
jauh lebih optimal. Karena masalah pada DDH adalah mekanis, maka terapinya
tidak dapat dilakukan hanya dengan pemerian obat-obatan, harus dilakukan
manipulasi secara mekanis. Pada usia sebelum merangkak, penatalaksanaanya
adalah dengan memakai falic harness. Apabila bayi sudah mampu merangkak maka
terapi terapi dengan falic harness menjadi tidak efektif. Terapinya adalah
dengan melakukan reposisi tertutup (mengembalikan posisi kepala tulang femur
kedalam mangkuk asetabulum dalam bius umum tanpa melakukan sayatan).
Selanjutnya dipasangkan gip untuk
mempertahankan posisinya untuk mengetahui apakah sendi panggul sudah aman atau
belum dilakukan evaluasi dengan arthrogram (foto rongent dengan kontras).
Apabila dari arthrogram diketahui reposisi tertutup gagal maka dilakukan
reposisi terbuka (reposisi dengan sayatan atau operasi) untuk menggemblikan
posisi sendi panggul, selnjutnya di pertahankan atau imobilotas gips dalam
kurung waktu tertentu.
Jika
derajat dsyplasianya tinggi, terjadi perubahan siknifikan. Pada bentuk kepala
tulang femur atau mangkuk asetabulum sehingga perlu dilakukan tindakan
rekontruksi tulang. Tujuannya agar kepala tulang femur dapat masuk kembali ke
mangkuk asetabulum, sehingga posisinya stabil dan kisaran gerak sendi menjadi
optimal.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Membedong boleh-boleh saja semasa transisi
bayi agar dia tetap merasa nyaman seperti dikandungan. Bayi yang dibedong juga
memudahkan ibu untuk menyusui. Tapi membedong bukanlah untuk meluruskan kaki
bayi. Jika bayi tidak kaget-kaget lagi ketika tidur itu tanda si bayi sudah
mulai beradaptasi dan penggunaan bedong sebaiknya jangan terlalu sering agar
otot motoriknya bisa bergerak maksimal.
3.2 SARAN
Sebaiknya orangtua tidak asal membedong
bayinya, karena jika bedongannya terlalu kuat atau tebal bisa berbahaya bagi
bayi itu sendiri. Jika udara disekitar panas dan orangtua membedong bayi secara
ketat akan membuat bayi menjadi kepanasan (overheat). Hal ini bisa mempengaruhi sistem saluran pernapasan
dari bayi tersebut.
"Sebaiknya setiap 2 jam orangtua
mengecek kondisi bayinya dan jangan membedong bayi terlalu lama. Kalau bayi
terlihat berkeringat maka ini menjadi tanda bahwa bayi merasa kepanasan,
karenanya lebih baik melepas terlebih dahulu bedongannya,"
Kalau bayi memang senang dibedong, maka
tak ada salahnya untuk selalu membedong bayi. Tapi sebaiknya jika bayi sudah
mulai aktif bergerak orangtua tak perlu membedong seluruh tubuhnya biarkan
tangan bayi keluar agar bisa bergerak-gerak. Namun jika bayi tidak merasa
nyaman untuk membedong, orangtua jangan memaksanya.
"Perlu atau tidaknya bayi dibedong,
tergantung dari karateristik si bayi. Jika bayi merasa lebih nyaman dan senang
dengan dibedong, ya tidak apa-apa diteruskan. Tapi kalau bayi tidak merasa
nyaman, orangtua tidak perlu memaksa," tambahnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Majalah
kesehatan keluarga dokter kita edisi
6-tahun IV-juni 2010
http:/www.google.developmentdisplasiaofthehip.com
Berbagai sumber
SILAHKAN COPY JIKA ARTIKEL INI MENARIK NAMUN HARAP CANTUMKAN SUMBERNYA
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
terima kasih telah berkunjung sobat.
Silahkan komentar,kritik dan sarannya
setidaknya tegur sapa.heheh