Source Pict : AdeqKesah Blog
Ketika pagi aku bersiap untuk
melangkah bergerak menjalankan kebiasaan. Hari begitu cerah nan indah ketika
aku menjalaninya ssekarang. Tak ada yang lebih indah dari seperti ini. Salah
satu kebiasaan yang membuat aku lebih baik dari sebelum. Namun ada kekesalan
yang meliputi setiap benakku yaitu ketika aku hana terdiam mendengar bagaimana
sholat 5 waktu yang aku jalani. Aku sempat marah atas kejanggalan ini, tapi
setan lebih mudah menikmati dari setiap sisa daging kelemaan yang ada pada diriku.
Saat itu aku berlari, memutar
dari sekuntum, dan kekiri hingga sampai disimpang aku terus melanjutkan dan
ketika aku harus berencana belok, ternyata nafasku telah terengah lelah tak
berdaya. Senyuman mulai pahit oleh kehadiran lelah yang begitu mendalam. Aku
terus berjalan dan terhuyung dalam ketenangan yang menyikapiku. Rautku semakin
cemerlang, karna saatnya aku harus melanjutkan lari. Bahwa rumahku telah hampir
didepan mata. Telah hampir ku genggam disana.
Aku pun tiba dirumah, namun tak
langsung menghabiskan waktu untuk bersantai ria memeluk istirahat. Tapi hanya
jalan ditempat, sesedikit lari kecil untuk lebih memanaskan kembali roda2 tubuh
yang ada dialiran setiap fisikku.
Berganti style untuk pemanasan
dan ku gerakkan setiap tubuh yang harusnya
menjadi panutan. Aku terus bermimpi, jika aku mempunyai badan impian, aku akan
lebih dihargai dan menjadi seseorang yang percaya diri. Terus kulakukan walau
lelah telah sempurna membekuk tubuh mungilku.
Akhirnya akupun selesai, melewati
setiap hidangan, aku lahap sambal apa adanya yang terletak di atas meja itu.
Ada kue, pisang dan agar2. Makan sebanyak 4x sehari, untuk mencukupi setiap
nutrisi yang ada pada diriku.
Seperti biasa keseharianku
hanyalah mendengar lagu dan melihat video klip . tersepoi nikmatnya beristirahat. Begitu mendasar hari ini.
Mencoba mengulang kembali tajuk penulisan yang telah hilang. Perlahan rentan
malas ini mulai bersahabt dengan aktivitas keseharianku. Apakah karna aku tak
pernah membaca? Entahlah. Aku rasa jika aku terus menjadi buruk dan terburuk,
aku akan keluar dari impian yang terpendam. Kini aku mulai menyadari bahwa hal
ini salah. Takkan ada kegagalan jika aku tak menciptakannya. Aku ingin
menyongsong tingginya gunung. Berlari walau berat dan badai terjun ingin menyentuhku.
Warnet menungguku. Jadwal baru
pasti telah dimulai. Waktu telah menunjukkan pukul 10.00. namun, aku ingat
temanku baun. Ku sms saja dia. “un jadwal udah keluar belum?”
“ada, udah jar” jawabnya membalas smsku.
Akupun tak sabaran. Namun apa boleh buat, uang sepeserpun
tak ada dikantong. Dan yang aku ingat celanana panjang beserta dompet aku
letakkan di joke motor yang lupa aku ambil. “shit” pikirku geram.
Inginnya sih aku pinjam dengan ayah,tapi , aku pernah pinjem
uang ayah namun belum aku kembalikan. Sungguh malu jadinya. Abang yang masih
tidu dari tadi, bangunkan gak ya? Dalam pikirku tanda Tanya.
Yaudah aku bangunin aj deh.
“bg,pinjam pitih abg 5000 lu bg” sautku. Lantas dia
terbangun sedikit mata terbuka. “hahh, lenguhnya sambil mengeluarkan uang 5000
dari dompet. “ko haa” jawabnya.
Akupun pergi dengan rasa penasaran, adakah kuotanya?
Entahlah. Aku merasa takut kalau aku tak bisa mendapat jadwal 24 sks. Karna aku ingin cepet menyiapkan kuliah agar
aku bisa memulai karirku dengan lancar.
Dalam delik warna hidup yang terombang-ambing di lautan
keseharianku. Aku terus berpikir dan berpikir. Karna otakku terus memikirkan
hal bodoh yang gak pernah ada habisnya.kurasa hidupku ini telah gawat. Seperti
tak berarti. Namun aku terus membuatnya agar lebih berarti dari apapun. Aku
pasti dapat mencoba. Sayembara nasiblah, karna nasib bukan jaminan. Jika kita
ingin bangkit maka dunia akan menyediakan sarana untuk kita bisa bangkit.itulah
perjalanan hidup punya nyawa sendiri2.
Hal yang aku dapat dari warnet “nihil” hanya menghabiskan
duit. Aturannya sih aku bisa, tapi kenapa mesti harus banyak yang bentrok
dengan jadwal lain.”shit” carut marutku.
Aku pulang dengan suasana panas, hati panas serta cuaca yang
begitu panas. “gapalah mungkin besok masih ada” saut hati kecilku yakin.
Setiba dirumah, dirasa badan ini sungguh letih tak berdaya.
Kayaknya butuh tidur yang cukup. Tak apalah aku memaksakan tdurku dengan
tenang. Awalnya sih masih dengarkan video klip aja sambil tiduran. “pedi Honda
ibu tuh kanai angek ha?” ibu menyuruhku untuk meneduhkan motor.
Aku bangun dengan sedikit kesal, namun aku tak ingin
durhaka. Bagiku sosok seperti ibuku
hanyalah 1 didunia. Terlalu rajin, pantang mengeluh dan sangat2 ringan tangan.
Tak pernah ibu sedikitpun pelit akan orang lain. Ibu selalu bekerja akan
kesehariaanya. Di waktu pagi yang dihabiskan untuk memasak. Dan sekitar jam
setengah 8 ibu harus sudah kerja di LPMP. Sekitar jam 12an ibu pulang. Biasanya
langsung cuci piring atau pakaian yang masih ada. Samapi bersih semua, barulah
ibu berbaring untuk istirahat. Untuk sore harinya biasanya ibu memasak atau
santai. Bila perlu bersih apa saja yang bisa dibersihkan.
Aku terbangun dari tidur siang sekitar jam 1. Nasi? Aku
langsung makan untuk memenuhi kecukupan nutrisi.
SILAHKAN COPY JIKA ARTIKEL INI MENARIK NAMUN HARAP CANTUMKAN SUMBERNYA
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
terima kasih telah berkunjung sobat.
Silahkan komentar,kritik dan sarannya
setidaknya tegur sapa.heheh