TUGAS
IBADAH DAN AKHLAK
NAMA : FAJAR NOVERDIAN
NIM : 10523467
AKHLAK GURU TERHADAP MURID
DAN JUGA
AKHLAK MURID TERHADAP GURU
Adab dan Akhlak dalam
Menuntut Ilmu
Di dalam Al Qur’an diterangkan bahwa sesungguhnya Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Ilmu merupakan sarana
utama menuju kebahagiaan abadi. Ilmu merupakan pondasi utama sebelum
berkata-kata dan berbuat. Dengan ilmu, manusia dapat memiliki peradaban dan
kebudayaan. Dengan ilmu, manusia dapat memperoleh kehidupan dunia, dan dengan
ilmu pula, manusia menggapai kehidupan akhirat.
agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dan mendapat barokah dari
Allah.
- Awali dengan niat yang benar,
baik dan ikhlas. Niatkan bahwa mencari/menuntut ilmu hanya untuk
mendapatkan ridho Allah. Niatkan bahwa ilmu yang dimiliki akan
digunakan untuk kebaikan, bukan untuk mengejar dunia semata. Niatkan bahwa
dengan ilmu tersebut, kita berjuang di jalan Allah. Memohonlah kepada
Allah agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dunia-akhirat. Memohonlah
kepada Allah agar kita terhindar dari ilmu/ajaran sesat dan menyesatkan.
- Selalu minta restu dan ridho
orangtua. Mintalah dengan kerendahan hati dan santun kepada orangtua
untuk mendoakan agar kita selamat dunia-akhirat.
- Berhati-hati dalam memilih ilmu.
Pelajarilah ilmu agama sebagai landasan hidup. Pelajarilah ilmu tentang
aqidah, karena aqidah yang benar merupakan pondasi keimanan. Pelajarilah
ilmu tentang akhlak, karena akhlak merupakan cermin dari suasana
hati. Ingatlah... bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW diutus ke
dunia untuk memperbaiki akhlak manusia. Pelajarilah ilmu fiqh agar
tata cara ibadah kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pelajarilah
ilmu-ilmu duniawi sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah dan berbuat
kebaikan.
- Belajar kepada guru yang
terpercaya akan keilmuannya dan agamanya. Cara ini lebih cepat dan lebih
meyakinkan daripada belajar tanpa guru. Dengan belajar kepada guru akan
memungkinkan diskusi, tanya-jawab dan timbal-balik antara murid dan guru.
- Belajar kepada alam.
Gunakanlah akal untuk memikirkan alam semesta ini dan
kejadian-kejadiannya, dalam rangka meneguhkan/menguatkan keyakinan kita
terhadap kekuasaan dan keagunggan Allah.
- Belajar dari pengalaman dan
ujian hidup. Jika hidup dan kehidupan ini
kita jalani dengan kesholehan hati, maka setiap pengalaman dan
ujian/cobaan dapat kita jadikan pelajaran. Sabar dan rasa syukur kepada
Allah merupakan dua aspek penting dalam mengambil atau memetik pelajaran
dari pengalaman dan ujian hidup.
Adab dan Akhlak Guru terhadap murid
Dalam paradigma Jawa,
pendidik diidentikkan dengan guru, yang mempunyai makna "Digugu dan
ditiru" artinya mereka yang selalu dicontoh dan dipanuti.
Sedangkan
dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah seorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,
profesinya) mengajar. Dalam bahasa Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa
Inggris disebut Teacher. Itu semua
memiliki arti yang sederhana yakni "A Person Occupation is Teaching
Other" artinya guru ialah seorang
yang pekerjaannya mengajar orang lain.·
Menurut Ngalim Purwanto bahwa guru ialah orang yang pernah memberikan suatu ilmu
atau kepandaian kepada seseorang atau sekelompok orang.·
Ahmad Tafsir mengemukakan pendapat bahwa guru
ialah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh
potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik.·
Sedangkan menurut Hadari Nawawi bahwa pengertian
guru dapat dilihat dari dua sisal. Pertama secara sempit, guru adalah ia yang
berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas.
Sedangkan secara luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak
dalam mencapai kedewasaan masing-masing.·
Pengertian-pengertian diatas menurut Muhibbin Syah masih bersifat umum, dan oleh karenanya dapat
mengundang bermacam-macam interpretasi dan bahkan juga konotasi (arti lain).
Pertama adalah kata "seorang (A Person) bisa mengacu pada siapa saja asal
pekerjaan sehari-harinya (profesinya) mengajar. Dalam hal ini berarti bukan
hanya dia yang sehari-harinya mengajar disekolah yang dapat disebut guru,
melainkan juga dia-dia yang lainnya yang berprofesi (berposisi) sebsagai Kyai
di pesantren, pendeta di gereja, instruktur di balai pendidikan dan pelatihan,
kedua adalah kata "mengajar" dapat pula ditafsirkan bermacam-macam
misalnya:
·
Menularkan (menyampaikan) pengetahuan dan kebudayaan kepada orang
lain (bersifat kognitif)
·
Melaih keterampilan jasmani kepada orang lain (psikomotorik)
·
Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (afektif)
Dari beberapa pengertian
diatas dapat diambil sebuah konklusi bahwa yang dimaksud guru adalah seorang
atau mereka yang pekerjaannya khusus menyampaikan (mengajarkan) materi
pelajaran kepada siswa disekolah.
Guru harus menunjukkan karateristik utamanya, yaitu Mampu melaksanakan suatu pekerjaan secara rasional dan memiliki visi dan misi yang jelas.Menguasai perangkat pengetahuan (teori, konsep, data, informasi, prinsip.dan sebagainya ) .
Menguasai
perangkat keterampilan (strategi, taktik, metode, teknik, prosedur, sarana, dan
sebagainya) tentang cara bagaimana dan dengan apa harus melakukan tugas
kewajiban pekerjaan sesuai profesinya.Memahami persyaratan ambang (basic
standard) tentang kelayakan normatif minimal, kondisi proses yang dapat
diterima dari apa yang dilakukannya. Bagi semua guru/pendidik mari kita tingkatkan
profesionalisme kita, karena kita adalah ujung tombak sekaligus bertanggung
jawab untuk mencerdaskan anak bangsa dan menghasilkan anak didik yang berakhlak
mulia, berprestasi, dan mempunyai kepercayaan yang sangat tinggi terhadap
guru/pendidiknya.
GURU yang baik memiliki
tanggungjawab untuk selalu menjunjung tinggi profesinya. Guru dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya
serta harus peka terhadap perubanan-pe-rubahan yang terjadi. Dunia ilmu
pengetahuan selalu memunculkan hal-hal baru. Guru sebagai pendidik seyogianya
lebih dulu mengetahui semua informasi atau bahan ajar dibandingan dengan
siswa/anak didik maupun masyarakat.
NB : Dari beberapa pengertian diatas
dapat diambil sebuah konklusi bahwa yang dimaksud guru adalah seorang atau
mereka yang pekerjaannya khusus menyampaikan (mengajarkan) materi pelajaran
kepada siswa disekolah.
Adab dan Akhlak Murid terhadap Guru
Keberhasilan
dan kemudahan dalam proses menuntut ilmu terletak pada kelakuan baik (adab) si
penuntut ilmu, terutama adab kepada guru. Sayyidina Ali rodhiallu’anhu berkata,
"aku ibarat budak dari orang yang mengajarkanku walaupun hanya satu
huruf ". Perkataan Ali ini merupakan ungkapan bahwa begitu besar
penghormatan beliau kepada guru.
Khalifah
Harun Ar Rasyid pernah mengirimkan putranya untuk belajar kepada syekh
burhanuddin. Suatu saat, ketika khalifah berkunjung untuk menemui putranya yang
sedang belajar, khalifah melihat putranya itu sedang menuangkan air wudhu untuk
syekh. Lalu khalifah berkata kepada putranya, "Wahai anakku, kenapa engkau
menggunakan tangan kananmu untuk menuangkan air sementara tangan kirimu kau
biarkan diam. Gunakanlah kedua tanganmu, yang satu untuk menuangkan air dan
yang satu lagi untuk membasuh kaki gurumu." Subhanallah... begitu tegas
khalifah mendidik anaknya agar hormat kepada guru.
Contoh
Akhlak murid terhadap Guru..
- menghormati
dan memuliakan guru dan keluarganya dengan tulus dan ikhlas
- tunduk
dan patuh terhadap semua perintah dan nasihat guru
- jujur
dan setia bersama guru
- bersikap
rendah hati, lembut dan santun kepada guru
- hendaknya
memaafkan guru ketika beliau melakukan suatu kesalahan
- tidak
menjelek-jelekan dan tidak memfitnah guru
- tidak
menghianati dan tidak menyakiti hati guru
- berusaha
melayani guru dengan sebaik-baiknya
- selalu
berusaha menyenangkan hati guru
- memanggil
guru dengan panggilan yang disukainya
- berusaha
menyukai apa yang disukai oleh guru
- membiasakan
diri memberikan hadiah kepada guru dan keluarganya sebagai tanda
penghormatan kepada mereka
- tidak
berjalan di depan guru ketika berjalan bersamanya
- tidak
terbahak-bahak di depan guru
- tidak
meninggikan suara ketika berbicara dengan guru
- selalu
duduk dalam sikap sopan
- berusaha
keras ( jihad ) dan tekad membuat kemajuan bersama guru
Dan Menurut Imam al-Ghazali seseorang
murid hendaklah:
Menurut Imam al-Ghazali seseorang murid hendaklah:
• Memberikan sepenuh perhatian kepada gurunya.
• Mendiamkan diri sewaktu guru sedang menyampaikan pelajaran.
• Menunjukkan minat terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
• Tidak meninggikan suara terhadap guru, sebaliknya memadailah berkata dengan suara yang didengari.
• Sekiranya perlu bertanya, pastikan guru bersedia memberikan jawapan.
• Menghormati guru di hadapan dan belakangnya.
• Menutup kelemahan guru agar tidak didedahkan tanpa keperluan.
• Mendoakan kebaikan baginya.
PEMUDA-PEMUDI HARAPAN
SEKALIAN, Mulailah mengorak langkah
sekarang. Jadilah angkatan pemuda dan pemudi yang sentiasa punya semangat
tinggi dan keperibadian kreatif. Tidak larut dalam lumpur maksiat dan hanyut dalam
arus perdaya syaitan. Tangisilah atas sikap kita, kelakuan kita,
ketidaksanggupan kita, kemalasan kita,kejahilan kita dan ketidakprihatinan
kita. Perbaiki diri kita dan serulah orang lain.
Epilog: “ Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu[apa yang Telah Allah janjikan kepadanya] dan mereka sedikipun tidak mengubah (janjinya),” al ahzab:23
Kelakuan baik dari murid sesungguhnya tiada batasnya. Dia hendaknya selalu berusaha keras (jihad) dan membuat kemajuan dengan Gurunya, dengan sesama saudaranya, dengan masyarakatnya, dan dengan Bangsanya, karena Allah selalu memperhatikan dia, Nabi (s.a.w.) selalu memperhatikan dia, Guru selalu memperhatikan dia, dan para Guru-Guru yang telah mendahului mereka selalu memperhatikan mereka. Dengan kemajuan yang tetap, hari demi hari, dia akan mencapai Keadaan Kesempurnaan (the State of Perfection) dengan petunjuk dan bantuan Gurunya.
Epilog: “ Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu[apa yang Telah Allah janjikan kepadanya] dan mereka sedikipun tidak mengubah (janjinya),” al ahzab:23
Kelakuan baik dari murid sesungguhnya tiada batasnya. Dia hendaknya selalu berusaha keras (jihad) dan membuat kemajuan dengan Gurunya, dengan sesama saudaranya, dengan masyarakatnya, dan dengan Bangsanya, karena Allah selalu memperhatikan dia, Nabi (s.a.w.) selalu memperhatikan dia, Guru selalu memperhatikan dia, dan para Guru-Guru yang telah mendahului mereka selalu memperhatikan mereka. Dengan kemajuan yang tetap, hari demi hari, dia akan mencapai Keadaan Kesempurnaan (the State of Perfection) dengan petunjuk dan bantuan Gurunya.
Sumber : http://www.sman70-jkt.sch.id
SILAHKAN COPY JIKA ARTIKEL INI MENARIK NAMUN HARAP CANTUMKAN SUMBERNYA
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
terima kasih telah berkunjung sobat.
Silahkan komentar,kritik dan sarannya
setidaknya tegur sapa.heheh