13-8-2012
Source Pict : Fitrah-Hanan Blog
Kemana hariku yang dulu. Ketika
terus setia meneteskan tinta dalam aliran waktu bergulir. Semangat kian
membludak, sebagaimana dulu terus berupaya menggenggam erat impian sampai
pahitnya kegagalan datang menghampiri. Mencoba mengukir kembali olesan
nostalgia sebulan lalu. Seraya aku terus melicinkan kejelian dalam bersastra.
Memang semua takkan sirna sampai disini. Nafasku masih besar. Ini hanya karna
rasa malasku dalam membaca hingga aku kehilangan akal untuk mencari imbuhan kata
baru meluas dan bermakna.
Selaksa awan terus berjalan
bergandengan dengan pergantian hari, mengikuti jejak kasus irama permainanku
adakah aku mendambakan kisah? Aku rasa tidak. Aku hanya terus berangan. Berkata
dalam imajinasipun aku tak mampu. Ntah itu malas ataupun sengaja karna ketidak
berdayaan diri.
Lukisanku kini tak seindah dulu.
Tak seindah sebagaiman semua harus kupelajari dengan lugas. Rangkaian kata yang
pernah aku hias kini telah terbang dibawa oleh angin. Bersama kelelawar
ditemani olleh gelapnya kesendirian. Haruskah aku mencaci maki diri sendiri.
Rasa muak melambai-lambai memutar otak lemahku. Beranggapan aku memang si IQ rendah serta EQ apalagi. Tah apa yang
bisa diharap. Mengalun sunyi tak spontan hingga mempu menghadirkan tawa. Cobalah
cari berjuta referensi. Mencoba, mencoba dan mencoba. Menekan segala kekuatan
serta harus sanggup sampai 5000 kata. Bayangkan seeberapa luas kosa makna dalam
cerita. Sastra butuh tempat belajar tekun. Tanpa kenal lelah dan terus berkarya
atas apa yang bisa dikerjakan.
Lafaz syukur yang masih
terlantun, selalu setia menambah sebagaiman aku msih mampu bertahan hingga
sekarang. Aku takkan pernah merasa lelah begitu saja. Zat padat berdiri dari
lubuk hati, takkan kotor mengganti kelemahan diri. Ianya akan lelah ku buat
untuk berbisik kata mundur!
Nyanyian syahdu bergulir terhunus
oleh udara seperti bunyian merdu ketika bebatuan berlobang ditengah padang
pasir berangin kencang. Kusadari, rahmat dalam jati diri masih berlagu-lagu
seperti jenjang kian terus meningkat bersamaan kemampuan menulisku. Berusaha!
Takkan ada lagi kata bbodoh dalam kamusku. Aku mengarang bebas setiap cerita
ini berjudul lemahnya semangat hanya ingin membangkitkan kembali gembal cara
penulisan aku ketka masa lampau. Yang selalu merasa ingin tahu, terus belajar
dan tak pernah puas ketika langkah terus bermakna. Berimajinasi, mencari kisah
abadi, kontan dan spontan yang masuk diakal begitu juga mampu
dipertaggungjawabkan demi khalayak.
Percayalah, aku hanya perlu
bekerja keras untuk berimajinasi, kutuliskan semua apa yang ada dalam pikirku,
hingga menjadi betul2 karya. Sampai aku punya nama nanti. Kenapa aku harus takut terhadap masa depan.
Ketakutan itu harus segera dikacaukan.kecemasan itu harus segera dimusnahkan.
SILAHKAN COPY JIKA ARTIKEL INI MENARIK NAMUN HARAP CANTUMKAN SUMBERNYA
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
terima kasih telah berkunjung sobat.
Silahkan komentar,kritik dan sarannya
setidaknya tegur sapa.heheh