26-7-2012
Mata
yang terlihat merah merekah seperti dihempas debu yang bersemboyong menyerbu
disetiap kelopak dan pupilnya. Ketika raga telah lelah dalam langkah beringas
tak tertampak lagi disetiap sela ekspresiku. Cahaya yang masih berputar
disetiap porosnya belum sempat untuk menampkkan diri karna waktu masih sangat
dini, dan gelap sunyi selalu cenderung member keadaan nikmat dalam kemalasan.
Akupun terbangun tepat pada 03.30 yang terbuai dalam dikeadaan melampaui batas sahurku.
Terdengar seperti bisik ditelingaku, “jar, bangun , kamu gak sahur!,” sahut
raka yang seperti bisik aku mendengarnya. “hmm, yahhh, “aku menjawab dengan
suara lirih lemas dann tak bertenaga.
“Haaaaah, desahku menahan rasa kantuk dengan posisi terduduk
namun mata yang tak lihai lagi bak bintang2 yang berkeliaran disetiap desas desis kepalaku.Berdiri tegak memaksa
disetiap rasa malasku sama beratnya seperti mengangkat berat beban ber-ton
baja. Lemahku berjalan namun setia dengan niat aku membasuh muka dan segera
bersiap menyantap hidangan yang telah tersedia di plastic. Perlahan aku
membukanya . sedikit kaget,”nih daging gede banget,”bentakku dalam hati tak
puas. Cuma segede jempol kaki, aku menggeleng. Tapi gak apa”lah, rasa syukur
masih terus tampak diisetiap imajinasiku.Ku lahap sudah nasi kuning itu, santai
tapi sadis sesampai aku hamper tercekik karna telat minum air putih.
Seperti
biasa aku langsung tertidur bak ular yang habis melahap setiap mangsanya. Tak
ada rasa menyesal bagiku, dalam setiap langkahku dengan terus mengukir dosa
yang semakin hari kian dalam. Pagipun menyapaku, namun tampak murung setiap
raut wajah yang kelihatan kurang tidur karna kegiatan tadi malam. Waktu masih
menunjukkan pukul 06.57.” hah, tidur aja bentar lagi, seringaiku mengabaikan
kelas brainwash (adalah class englishku diwaktu pagi sekitar pukul
05.30). Aku tak pernah datang, suaraku yang kian mendesah dalam tidur
telentang, tak pelak membangkitkan semangatku untuk lebih tegap dan
melaksanakan panggilan dari Allah. Ku abaikan setiap pesan hati kecil yang
mencoba mengabadikan semangat untuk menjalankan amanah akhirat agar bisa
bertemu surga nanti.”sudah tiduuur lebih baik agar suasana fisik kamu lebih
stabil, “bisik ramah roh bertanduk merah yang menyerupai wajahku. Akupun
terbuai dalam nikmatnya pesona lelah yang terus mengernyitkan dahiku jika aku
terbangun. “Hah, tak apalah tidur lagi aja bentar,”pikir suara hatiku. Tertawa
sudah setiap iblis yang bibirnya manis baak aku bercumbu dengan gula.
Tak sadar, waktu yang telah
bersekongkol dengan bisikan liang hawa buruk yang merusak energiku untuk hidup.
Terpaksa sudah aku meninggalkan 2,2nya class brainwansh and grammer. “Baiklah, sekarang kau menang ya
iblis,”bentakku pada roh menyebalkan.Akupun dengan sengaja melanjutkan tidurku
kembali, namun tak dapat lagi. Mataku telah berontak, saatnya aku mempersiapkan
diri ketika waktu pas pukul 09.00. karna sebelumnya aku hanya terbaring sambil
ditemani lagu untuk merefreskan setiap jaringan fungsi otakku.
Wajahku terang dan telah segar
disetiap kulit yang ada di semarawut warna kulitku. Walau gelap yang penting
bersih. Slogan yang pas memotivasiku.
Seperti biasa 5/5 disuruh maju
kedepan untuk membacakan hasil hafalan yang saat tadi tentang my beliefe. Bisa dipikirkan sendiri apa
saja yang pasti keluar diantara vocab tersubt. Pastinya tentang agama. Di
setiap pertanyaan yang datang padaku dengan mudah aku menjab, padahal bau
sebentar saja melihat dan menghafal setiap vocab itu kala rasa malas meronda
disetiap nadiku yang berdenyut. Memang rasa malas terus bersuka ria
melaksanakan pesta dan merayakannya selalu atas kemenanggannya. Walau ada
beberapa yang error tadi disetiap pertanyaan tentang vocabnya, “fortune,”saut
temanku membantuku yg dalam kesulitan mengingat. “Oh ya, fortune teller,”
ungkapku semangat karna telah terpancing jawaban dari Chandra.
Hal yang membiarkan aku hidup
terbuai dalam takut, parno disetiap resiko sebleum aku berani untuk segera
mengungkapkan setiap beban yang tersendat karna, kemuliaan or ketakutan?
Entahlah, yang jelas aku ingin setiap benda atau seuatu
apapun itu yang menghambat untukku berkata dalam emotional intelligent pergi. “Enyalahlah hei dari
hidupuku,”resahku dalam hati. Ketika aku tampak bersedih dan mengabaikan setiap
beban yang mengudara disetiap lubuk hari yang menjadi racun tak tahu sampai
kapan aku akan menguburnya kepenjara api panas, sampai takkan kembali lagi
meberingas menenteng di rasa hidupku.
Ketika siang telah datang,
waktunya jam the clas pronountiation,
dengan santai akupun berjalan menuju class,
jalan yang lenggak bak orang paling cool sedunia. Saat itu aku memakai
celana panjang setumit hingga terlihat kaki mungilku dan baju lengan pendek,
berkerah, hanya kecil logo tepat di putting kiriku yang mengiasi merk.terasa
masih wewangian yang barusan aku pakai. Ternyata
mentor, Mr. Reef telah hadir medahului
kami. Telah dimulai sesi belajar. Tadi hanya mempelajari bagian cara pembacaan
berakhiran (-ed). Biasanya untuk past tense dan tadi juga menetukan bagaiman
tanda bacanya apakah <t> or <d>. susah gampang sih tadi saat
mempelajarinya, namun serulah untuk mengetahui agar bacaaan lebih baik.
Tak lama berjalan hanya sekitar
1.5 jam, dan beristirahat 30 menit hingga langsung kembali pertemuan bersama
miss ocha. Berambut panjang, rada kurus dan kulit sawo matang sekilas mirip
cinta laura dari wajah hingga car bicaranya. Dia mengajar kami tentang
speaking, suasana telah mulai English area. (Barang siapa yang 1 kata saja
bicara b. Indonesia, maka bersiaplah berdiri. Harus menunggu aba2nya baru bisa
duduk. Semuapun sepakat atas peringatan itu, hitung melatih percakapan. Ketika
belajar seperti game, sedari tadi hanya menyebutkan kisah ataupun sifat dan
profesi orang yang terkenal. Jadi nanti seseorang or maju untuk menjelaskan dan kami sebagai penonton menyebutkan, who is he? . begitulah jika ingin segera
menunjuk tangan dan menjawab. Point 1 jika benar dan begitupun sebaliknya point
1 jika salah. Suasana ramai terjadi bak supporter bola yan berteriak, dan siapa
yang palin terendah bersiaplah mendapatkan hukuman ditemple dengan bedak hingga
celemokan seperti badut.
Hingga sore tiba menjelang
maghrib, sengaja sudah meninggal bertemu dengan Allah saat waktu Ashar tadi.
Astagfirullah, “kenapa kau hanya berdiam sengaja seperti ini,” meratap kala aku
terus mengulangi setiap kebodohoan. Aqua bermerek total dan kira2 2 potongan
ubi yang aku lahap ketika aku berharap dapat berbuka dengan nasi kotak di
masjid itu. Akupun sholat maghrib, dan bersiap mencari tempat makan selang itu.
Ku ceritakan tempat makan kemarin kepada Ardi dan Baun, merekapun tertarik,
ya,” sudah ayo kita pergi,” kata ardi sambil berjalah arah pulang. Karna kami
beda camp. Aku camp 16 sedangkan dia camp 12. Sampai disana, sebelumnya aku
boncengan dengan Ardi dengan memakai sepeda temanku, sedangkan Baun memakai
sepedanya sendiri. Lekas kesana sambil ingin bertemu teman dari ISEC (Informatic Student English Course). Tampak sudah warung makan yang kami cari,
terlihat seperti tinggal sisa sambal dan menunya. Tapi tak apalah. Rupanya temanku
yang decamp 16 ada Chandra, Raka, Pius dan Evandro telah disana dahulu. Akupun
menyapa mereka setiba disana, “udah makan nasi kotak disana,” seru chandra
seperti menyindirku. Karna tadi jelas2 nasi kotak memang tak ada, jadwal nasi
kotak hanya senin dan kamis saja.
SILAHKAN COPY JIKA ARTIKEL INI MENARIK NAMUN HARAP CANTUMKAN SUMBERNYA
{ 1 komentar... read them below or add one }
10 top poker online indonesia terpercaya
poker basic dasar indonesia
Poker Online Indonesia
strategi poker online
tips pemula bermain poker online
daftar 10 top poker online indonesia
10 poker online indonesia 2015
10 poker indonesia
top poker online indonesia
cara bermain poker online
cara bermain poker di android
Posting Komentar
terima kasih telah berkunjung sobat.
Silahkan komentar,kritik dan sarannya
setidaknya tegur sapa.heheh