Sekitar
tahun 1992-an Internet Indonesia dibangun berbasis teknologi paket
radio kecepatan 1200bps. Memang sangat perlahan akan tetapi teknologi
Internet radio (wireless) telah membuktikan diri-nya sebagai
alternatif yang tidak dapat dibuat main-main. Tulisan ini agak berbau
teknis, dengan tujuan teman-teman pembaca memperoleh gambaran bahwa
membangun sendiri jaringan wireless Internet berkecepatan tinggi
2-11Mbps bukan sesuatu yang mustahil – bakan merupakan hal yang
mudah & jauh lebih baik daripada infrastruktur telkom yang ada
saat ini.
Pada
hari ini (menjelang akhir tahun 2000), teknologi wireless Internet
menjadi alternatif yang perlu diperhitungkan oleh operator telkom &
Indosat. Hari ini telkom menyewakan saluran 2Mbps-nya seharga Rp. 10
juta / bulan – padahal dengan menggunakan peralatan wireless
Internet yang ada di pasaran, kita dapat mengoperasikan saluran
berkecepatan 11Mbps dengan investasi sekitar Rp. 20 juta-an dengan
biaya ijin frekuensi sekitar Rp 2 juta-an per tahun. Bahkan pada hari
ini semakin banyak WARNET di berbagai kota (Bandung, Medan, Jogya
dll) mulai membangun jaringan antar WARNET-nya menggunakan
teknologi-teknologi wireless tersebut. Belum lagi dengan masuknya
berbagai operator satelit (juga wireless) dalam kancah Internet
Indonesia seperti Pasific Satellite Nusantara (PSN), Melesat (dari
Infokom), PalapaNet (dari Satelindo), TelkomNet Turbo (dari Telkom)
menambah marak infrastruktur Internet wireless di Indonesia – yang
pada akhirnya memungkinkan kita untuk membangun akses Internet yang
murah bagi rakyat Indonesia.
Peralatan
kunci yang dibutuhkan adalah sebuah card WaveLAN yang pada hari ini
umumnya berbentuk card PCMCIA seperti tampak pada gambar di samping.
Pada gambar card ORINICO yang dibuat oleh Lucent yang bekerja pada
frekuensi 2.4GHz berkecepatan 11Mbps menggunakan protokol IEEE
802.11b yang dimodulasi menggunakan CDMA (Code Division Multiple
Access) sehingga pada frekuensi yang sama bisa bekerja beberapa
saluran sekaligus.
Jika
terjadi masalah di link, ORINOCO akan melakukan fallback kecepatan
secara otomatis ke 5.5Mbps, 2Mbps & 1 Mbps agar performance tetap
baik. ORINOCO mengikuti standard WECA (Wireless Ethernet
Compatibility Alliance) Wi-Fi 'wireless fidelity' standard. Daya
pancar dari card-card WaveLAN ini biasanya sangat rendah sekitar 25mW
saja.
Untuk
menambah jarak jangkau pancaran WaveLAN tersebut dibutuhkan antenna
external (yang diletakan di luar gedung). Umumnya untuk jarak-jarak
5-10 km dapat dicapai dengan menggunakan antenna external
tersebut.Masalah utama-nya karena umumnya card wavelan tersebut
berdaya rendah sekitar 25 mW-an, maka jarak antara card wavelan
dengan antenna-nya tidak bisa terlalu jauh supaya sinyal tidak hilang
di kabel coax yang menghubungkan card wavelan dengan
antenna
tersebut.
Biasanya kabel penghubungnya (berupa coax 50 ohm yang baik), dibatasi
kurang dari 10 meter jaraknya. Jadi jangan kaget, kalau kita akan
melihat komputer (PC) di letakan di atap WARNET-WARNET yang saling
berhubungan menggunakan media wavelan ini, karena mau tidak mau PC
harus di letakan di atap supaya jarak antara card ke antenna dapat di
buat seminimal mungkin dibawah 10 meter.
Setelah Card
WaveLAN & Antenna-nya beres, strategi selanjutnya adalah mencari
tahu bagaimana supaya kita bisa menggunakan PC yang banyak dipasaran
agar dapat berfungsi sebagai router. Biasanya pada saat kita membeli
card wavelan di sediakan perangkat lunak driver-nya untuk sistem
operasi Windows. Sialnya Windows tidak baik jika digunakan untuk
router di jaringan Internet, berbeda dengan UNIX baik itu Linux &
FreeBSD jauh lebih baik untuk aplikasi router di Internet. Pada
router ini kita pasangkan dua (2) interface jaringan, yang satu
berupa card wavelan 2-11Mbps untuk komunikasi jarak jauh sedang yang
lain berupa card ethernet untuk menyambungkan local area network
(LAN) dari WARNET, sekolah atau kantor yang lokal di gedung / ruangan
Seni-nya
adalah bagaimana meyakinkan ISP tempat kita menyambung agar bersedia
untuk dihubungkan dengan WaveLAN. Beberapa ISP dengan senang hati
bersedia di sambungkan menggunakan WaveLAN, tapi ada beberapa ISP
terutama dari kaum monopoli telekomunikasi yang tidak bersedia untuk
di sambungkan dengan WaveLAN. Masalahnya sebetulnya hanya masalah
perijinan frekuensi & membayar ke ISP untuk akses dedicated 24
jam berkecepatan tinggi.
Jeroan Wireless Broadband Internet Access
Teknologi
WLAN 2.4GHz, 5.8GHz, 5GHz berkembang pesat sekali terutama karena
pembebasan ijin frekuensi di band ISM maupun band UNII (Unlicensed
National Information Infrastructure) oleh pemerintah Amerika Serikat.
Standar komunikasi data yang digunakan umumnya adalah keluarga IEEE
802.11, dimana IEEE 802.11b mempunyai kecepatan maksimum 11Mbps,
sedang IEEE 802.11a mempunyai kecepatan maksimum 54Mbps.
Sedikit
gambaran teknologi IEEE 802.11a bekerja pada 5GHz yang tampaknya akan
menjadi masa depan teknologi Internet kecepatan tinggi dunia. Salah
satu terobosan teknologi yang terjadi dilakukan oleh Radiata
www.radiata.com yang membangun chip set yang terdiri dari sebuah
based band modem (R-M11a) dan sebuah transceiver (R-RF5) di 5GHz UNII
band yang berdasarkan IEEE 802.11a terutama dibuat untuk
mengantisipasi pasar WLAN yang di estimasikan mencapai US$5.6 milyar
pada tahun 2004 oleh Cahners In-Stat Group. Harganya berapa? Chipset
R-M11a baseband modem & R-RF5 radio transceiver yang bisa bekerja
s/d 54Mbps diperoleh seharga US$35 dalam jumlah 100,000 buah. Memang
masih harus di rakit dalam kemasan PCMCIA untuk digunakan di
komputer, jatuh-nya per PCMCIA card bisa mencapai US$200-3000 / card.
Pada
IEEE 802.11b yang saat ini banyak menggunakan 2.4GHz band untuk
bluetooth maupun peralatan HomeRF banyak digunakan teknologi spread
spectrum menggunakan teknologi Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)
maupun Frequency Hoping Spread Spectrum (FHSS) yang menjadi bagian
teknik akses berbasis Code Division Multiple Access (CDMA).
Berbeda
dengan IEEE 802.11b yang sekarang banyak digunakan, pada IEEE 802.11a
digunakan teknik modulasi Coded Orthogonal Frequency Division
Multiplexing (COFDM) yang memungkinkan kita untuk memperoleh
sambungan berkualitas tidak berbeda dengan sambungan kabel dalam
lingkungan indoor (dalam ruang).
Baseband
modem yang compliant dengan standar IEEE 802.11a biasanya
diimplementasikan dengan jalur transmit & receive yang sama
sekali independen, sehingga memungkinkan untuk operasi bersamaan
secara full duplex. Alternatif modulasi BPSK, QPSK, 16-QAM &
64-QAM yang memungkinkan bekerja pada berbagai kecepatan yang wajib
maupun yang sunat berdasarkan IEEE 802.11a. Daya yang digunakan
sangat rendah dengan bekerja pada tegangan 2.5V.
Peralatan
transceiver 5GHz UNII band berbasis standar IEEE 802.11a yang
dikembangkan biasanya mempunyai dynamic range yang lebar dengan
komponen yang seminimal mungkin. Penggunaan filter external dikurangi
dengan cara penggunaan mixer dan on-chip filter, yang pada akhirnya
mengurangi biaya sistem. Receiver (Rx) yang linear dengan sakelar
bypass ke Low Noise Amplifier (LNA). Noise figure receiver (Rx)
sekitar 6dB, power pemancar (Tx) dari chip 0dBm (bisa dikuatkan lagi
jika dibutuhkan), IF Filter 20MHz, 70dB Rx programmable gain control,
60 dB TX programmable power control.
…Semoga Bermanfaat… !.Semoga Sukses.! .send komentar ya.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
terima kasih telah berkunjung sobat.
Silahkan komentar,kritik dan sarannya
setidaknya tegur sapa.heheh